Inforakyat, Makassar – Menanggapi hasil kajian opini publik salah satu Lembaga Survei di Makassar baru baru ini dinilai sangat menyudutkan figur putra daerah Sulsel di kanca nasional, hanya karena hasil salah satu Lembaga Survei yang merilis daftar nama Tokoh alternatif nasional pada pertengahan Juni 2020 kemarin.
Salah satu figur yang dibanggakan di mata mereka adalah Mantan Menteri Pertanian RI Periode 2014-2019 Andi Amran Sulaiman (AAS) disebut adalah salah satu tokoh dari kawasan timur Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut, disinyalir untuk persiapan Cawapres mendatang.
Menurut peneliti itu, tidak salah jika publik melirik Amran Sulaiman sebagai representasi kawasan timur Indonesia, walaupun sebenarnya masih banyak figur potensial lainnya seperti Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.
“Saya tidak heran jika ada lembaga nasional yang menemukan sosok Amran Sulaiman sebagai figur yang layak mewakili Indonesia timur. Siapa dia dan pergerakkannya apa sehingga bisa mengantarkan Jokowi jadi presiden dua periode? Artinya orang ini bukan tokoh sembarang sebenarnya,” kata Direktur Eksekutif PT. Indeks Politica Indonesia (IPI), Suwadi Idris Amir.(red/*)
Menurut Wawan Rewa, mantan aktivis Mahasiswa bahwa mengapresiasi analisis dari Lembaga Survei IPI. Namun, di mata Wawan itu bahwa Suwadi sebagai direktur IPI terkesan berlebihan dan cenderung sudah mirip tim sukses dalam memberikan pandangannya.
“Kalau menurut saya secara garis besar, mau Pak AAS, Pak NA dan Pak SYL, semua patut dibanggakan dan semua cocok untuk bertarung secara nasional, kalau saya malah unggulkan NA dan SYL secara geopolitik dan lebih tepat mendorongnya untuk maju sebagai Cawapres RI mendatang, figur SYL dan NA yang justeru diperhatikan elit pusat,” tuturnya.
Lanjut kata Wawan, mengingat Lembaga Survei tersebut terlibat pada saat Pilwalkot Makassar yang mendampingi Calon Walikota, namun kalah. “Jangan sampai ulasannya ini tidak tepat sebagai timses Cawapres RI mendatang,” katanya.
“Kalau saya pelajari Lembaga Survei itu-kan turut serta mendampingi calon walikota Makassar, analisinya itu meleset dan akhirnya kalah, tapi yah itu bagian dari perpolitikan dalam proses pilkada yang jauh cara memandang hadapi Pilpres 2024. Jadi, sebaiknya Direktur IPI tidak perlu komentari Pak SYL dan Pak NA terlalu jauh tentang Cawapres karena tampak ulasannya telah mirip tim sukses yang justeru dapat menjadi kurang tepat bagi imej personal pak AAS,” tutup Wawan.